Makhluk yang terburu-buru
“Kamu udah keterima kuliah dimana?” “Skripsimu udah sampai mana? Kok belum selesai?” “Kapan wisuda?” “Kamu udah daftar kerja dimana aja?” “Umurmu lho dek udah 23. Kamu gak takut telat nikah?”
“Kamu udah keterima kuliah dimana?” “Skripsimu udah sampai mana? Kok belum selesai?” “Kapan wisuda?” “Kamu udah daftar kerja dimana aja?” “Umurmu lho dek udah 23. Kamu gak takut telat nikah?”
Saya sedang berada dalam kereta yang melaju menuju Kediri saat semburat mega merah menghiasi langit dengan indahnya. Menandai berakhirnya waktu solat subuh hari itu. Seorang bocah laki-laki di seberang kursi saya merengek minta sang ayah menceritakan kembali dongeng tentang kancil. Sang ayah dengan wajah lelah tak kuasa menolak permintaannya. Dongeng kancil di pagi hari. So sweet sekali.
Seijuro Hiko, seorang ahli pedang aliran hitenmitsurugi berjalan mendekati lembah gersang, dimana kumpulan mayat bergelimpangan. Sebagian dari mayat-mayat itu telah dikubur dengan layak. Seorang anak lelaki dengan yukata lusuh terlihat sibuk menggali tanah bebatuan dan mengubur satu demi satu mayat-mayat tersebut.
Akhirnya rilis juga Kyoto Inferno! Sekuel dari Rurouni Kenshin a.k.a. live actionnya samurai X. Baru aja sampai kos dan jari-jari ini rasanya gatal banget butuh nulis.
Kalau ada pelajaran yang jarang ditengok dalam kisah Mahabharata, kisah paling fenomenal di dunia sastra itu, maka pelajaran tersebut adalah :
Senin, 5 Mei, seorang kawan mengabarkan pada saya bahwa semua judul skripsi yang tak berkaitan dengan pendidikan atau penelitian tindakan kelas.. tidak akan ditandatangani surat ijin penelitiannya. Entah gebrakan macam apa yang sedang dipersiapkan oleh fakultas saya ini.
Mitologi masa lampau selalu sukses mengikat kita pada cinta sejati yang semu. Malam ini sedikit diskusi sama Dani. Adik romantis yang kadang blo’on tapi jenius. Banyak dongeng-dongeng, mitologi, yang menyesatkan pola pikir kita. Cerita-cerita Disney yang menuntun pada stigma “hanya wanita cantik dan pria tampan yang bisa bahagia”. Dulu seorang teman juga menulis di blognya tentang kisah sleeping beauty yang tak lebih dari cerita pangeran mesum yang seenaknya ‘nyosor’ putri cantik yang sedang tidur. Aku…
Kalau kata para penulis cerita romansa, unsur yang menguatkan manusia adalah kemampuannya untuk memilih. Iya, kita diberi pilihan dan kebebasan untuk memilih. Dan sejujurnya aku begitu lelah mendapat pertanyaan yang sama : “Kenapa masuk sejarah?”, “Kenapa pilih jurusan sejarah”. Karena jawaban yang sama pun seolah tak pernah bisa memuaskan mereka yang bertanya. “Karena aku suka sejarah”, “Karena dari dulu memang ingin jadi guru sejarah”, “Karena terisnpirasi oleh guru sejarah SMP ku dulu”…. bla bla bla…
Ngomong-ngomong soal seragam. Kalau tidak salah sekitar 3 atau 4 tahun lalu, saya sempat ikut latihan english debate di SMA. Tema yang pertama kali diangkat : “Debating the school uniform”. Memperdebatkan penting tidaknya, perlu atau tidaknya penggunaan seragam sekolah dalam dunia pendidikan kita.
Akhirnya selesai juga baca buku ini. Pemain Kedua Belas. Setelah tersendat sekian lama karena berbagai kesibukan dan kemalasan, akhirnya hari ini khatam juga sampai halaman ke-214. Tulisan ini sendiri bisa dibilang review atau mungkin hanya sekedar refleksi pribadi dari apa yang bisa kumengerti. Yap. Karena selalu ada pembelajaran dalam setiap fenomena yang kita lihat, dalam setiap cerita yang kita dengar, dan dalam setiap rangkaian kata yang kita baca.