Waktu Yang Baik Untuk Menangis

Di sela waktu kerja malam ini, sempat-sempatnya aku nonton film lagi. Mungkin tidak akan buang waktu kalau yang ditonton adalah film baru atau yang sama sekali belum aku lihat. Tapi ini film lama. Bhajrangi Bhaijaan (2015). Ini ketiga kalinya kalau tidak salah. Bahkan setelah tiga kali menonton film yang sama, dengan cerita yang sama, suara, gerak dan langgam yang sama, aku masih menangis juga.

Continue reading

Orthodox Church Decoration

I used to read a story about a man, a devout Catholic, who asked his Bishop, “Why are Catholic churches always so majestic and bustling with decorations?” and the Bishop said that, “Do not you know that for a Catholic, one of the important things to note is what we do in the house of the Lord. If it is so important, then why do not we make God’s house as beautiful as possible?”

Continue reading

Dek, Komunisme Bukan (Lagi) Sebuah Ancaman

Di masa awal kuliah, saya sempat bertanya pada dosen saya di kelas Sejarah Eropa. Beliau adalah pakar dalam kajian politik islam dan saat ini telah bergelar guru besar di bidang tersebut, Prof. Hermanu Joebagio. Mungkin itu sebabnya ketika mengajar Sejarah Eropa, ketimbang hanya memberi materi sejarah ‘mentah’ dari negara-negara Eropa, beliau lebih menitikberatkan pada analisis kritis terhadap sejarah politik dan ideologisnya. Ketika itu dosen tersebut secara random menyinggung masalah ideologi komunis Rusia. Tentu pertanyaan saya…

Continue reading

Air Tajin Dan Serpihan Ekonomi 1997-1998

Kemarin lusa, saya mampir ke rumah kawan lama. Jelang magrib, ibuk—ibu teman saya—menawari teh atau susu hangat untuk buka puasa. Saya bilang saya mau air putih saja, sedang tidak berselera berbuka dengan yang manis—maunya sih berbuka dengan yang ganteng. Lalu ibuk menawari lagi “Kalau air tajin mau nyoba ndak ?” dan saya mengangguk cepat-cepat. Mungkin sudah belasan tahun saya tidak minum air tajin. Air tajin itu air rebusan beras. Sebelum tanak, mengering dan berubah jadi…

Continue reading