Per Februari ini aku resmi memindah tempat tinggal utopisku dari Bikini Bottom ke Wakanda. Aku tidak tau versi komiknya macam apa, tapi Wakanda versi CGI benar-benar menghidupkan apa yang aku mau tentang harmoni antara primitif dan modern. Dibandingkan film-film robot yang selama ini jadi junjunganku, produksi marvel yang satu ini adalah yang paling aku suka idenya. Black Panther itu oase untuk pengikut marvel yang capek kejar-kejaran dengan Avengers atau pecinta transformers yang mulai muak sama alur ceritanya. Aku nonton film ini dua kali dan tidak keberatan kalau ada ajakan yang ketiga.
Eksistensi pasukan Dora Milaje cukup outstanding di awal dan akhir film. Aku paham kenapa komunitas supremasi kulit putih di Amerika begitu membenci film ini. Kulit hitam, perempuan dan ksatria: Dora Milaje adalah metafora sempurna untuk melawan stereotip gender dan rasisme yang bergaung selama ini di belahan bumi manapun.
Aku tidak begitu antusias sama T’challa karena seperti biasa dia adalah gentleman yang layak ditolak dengan kalimat ‘kamu terlalu baik buat aku’. Killmonger–tokoh antagonis di film ini lebih menarik hati. Entah kenapa aku selalu jatuh cinta pada penjahat.
Killmonger a.k.a N’Jadaka adalah representasi yang membuat konsep versus di film superhero ini jadi tidak biasa. Jika T’challa adalah raja baik hati yang berjuang untuk kemakmuran rakyatnya, maka Killmonger adalah pemimpin radikal yang melakukan apapun demi bertahan hidup. Meminjam teori relative deprivation (dengan mengesampingkan ketiadaan keberpihakan politik di film ini), maka pemikiran radikal Killmonger lahir dari masa lalu dan interaksinya dengan penderitaan. Menemukan fakta ayahnya dibunuh oleh pamannya sendiri, masa kecil yang ditelantarkan dan tumbuh besar di lingkungan kumuh, bertahun-tahun menjalani tugas bawah tanah militer, hidup diantara minoritas dan kaum tertindas, hingga menjadi saksi ribuan kematian dengan mata dan mengantarkan maut dengan tangannya sendiri. Apa yang dialami Killmonger adalah paket lengkap dari keseluruhan alasan untuk memberontak. Radicalism starter pack. Ia merasakan sakit lebih dari yang orang lain rasakan. Ia menjadi kuat lebih dari yang bisa dibayangkan. Jika konsep versus adalah pertempuran antara yang baik dan yang jahat, maka konsep itu kabur bahkan hilang dalam pertempuran antara T’challa dan Killmonger. Pada akhirnya, Killmonger pun harus mati ditangan saudaranya sendiri. Lengkap sudah. Killmonger adalah pembenci yang tak layak untuk dibenci.
Jika unsur fantasi Black Panther merupakan hal yang paling aku banggakan diawal tulisan ini, sebenarnya unsur ini juga merupakan kelemahannya. Ada beberapa bagian yang menurutku terlalu berlebihan dan humor yang sedikit dipaksakan diawal cerita, ala marvel tentu saja. Alur diawal film membosankan dan mudah ditebak seperti biasa, karena kekuatan film ini bisa jadi ada pada ide dasarnya dan bukan pada keseluruhan cerita. Setidaknya adegan ciuman muncul diakhir ketika memang sudah waktunya film ini berakhir. Singkat, sederhana dan damai. Bukan malah nyempil diantara masa kritis sebelum perang dan memicu tepok jidat dadakan. Meskipun perlu digarisbawahi mengapa dari semua pemandangan romantis yang ada di Afrika, mereka justru memilih ciuman di pasar tradisional.
Meski terhubung dengan Avengers di marvel universe tapi Black Panther adalah film yang cocok ditonton meski bukan oleh penggemar Avengers. Ia berdiri sendiri dan cuplikan terkait Avengers juga tidak terlalu mengganggu. Awal film dibuka dengan prolog asal muasal Wakanda dan kekuatan vibraniumnya, itu cukup untuk membangun fantasi tentang Wakanda dan Black Panther. Aku rekomendasikan film ini terutama kalau kamu cukup stress dengan aktivitas harian dan butuh pelarian fiktif ke tempat keren macam Wakanda. Kayak aku~
***
P. S.
After creditnya ada dua~
Aku kasih poin lebih untuk marvel karena sukses bikin penggemarnya menunggu hingga film benar-benar selesai. Seringkali penonton keluar studio segera setelah scenes selesai. Padahal credit adalah bagian yang penting. Nama-nama yang muncul di credit adalah pahlawan sesungguhnya dari film yang kamu tonton. They deserve your attention.