Monolog

Sakabatto Katana

“Jika memenangkan ratusan perang, itu bukanlah suatu kebanggaan. Tapi jika menang tanpa harus berperang, itulah kebanggaan yang sesungguhnya.” (Shingen Harunobu Takeda)

Dulu.. duluuu sekali,, pernah keliru menyebut pedang Jepang itu dengan nama samurai. Ah, bukan cuma saya sih. Mayoritas masyarakat Indonesia mengenal  pedang ala Jepang ya samurai itu. Beruntung dapat hidayah dan akhirnya tahu bahwa pedang ala jepang itu namanya katana. Sementara samurai adalah sebutan untuk penggunanya. Tapi yang namanya salah sudah terlanjur kaprah, jadinya salah kaprah. Dimana-mana orang masih belum tahu yang mana katana, yang mana samurai. Bahkan dilingkungan terdekat sekalipun.

***

What is Katana ?
Katana copy from http://blog.japanart.info/wp-content/uploads/2013/02/katana-007.jpeg
Katana sebenarnya merujuk pada semua pedang tradisional jepang. Meskipun secara global, Katana lebih ditujukan untuk menyebut pedang panjang ala negeri matahari terbit itu. Bentuknya memanjang dengan garis lengkung yang anggun. Anggun?
Iya. Berbeda dengan pedang ala bangsa-bangsa barat yang memanjang lurus, ramping dan angkuh, Katana cenderung melengkung dan ramping, meski sekilas juga tampak lurus. Tapi katana juga berbeda dari pedang khas asia lain yang berkarakter garang dengan lengkungannya nyata dan bilah yang lebar, seperti celurit, keris, sabit atau pedang wushu China. Katana adalah perpaduan dari kekuatan dibalik keanggunan asia dan kesederhanaan dibalik keangkuhan barat. Katana menampilkan karakternya yang menyatu dengan filosofi samurai : anggun, sederhana, mematikan.
Mata pedang yang tajam ada di bagian yang melengkung keluar. (dalam gambar diatas, yaitu sisi yang menghadap ke kanan atas). Sementara sisi yang melengkung kedalam, cenderung tumpul. Hal ini dimaksudkan untuk melindungi samurai dari luka yang diakibatkan oleh pedang itu sendiri.

Dalam anime Samurai X atau Rurouni Kenshin, si tokoh utama Himura kenshin, menggunakan katana dengan mata pedang yang terbalik. Namanya ‘Sakabatto’. Bagian yang seharusnya tajam, dibuat tumpul. Sementara bagian yang semestinya tumpul, justru diasah tajam. Dengan pedang ini, hampir tidak mungkin bagi samurai untuk membunuh. Alih-alih membunuh, pedang ini justru berpotensi melukai penggunanya sendiri. Pedang ini sengaja didesain untuk samurai yang membunuh sebagai pilihan terakhir. Seperti Kenshin, mantan pembunuh bayaran yang bersumpah tak akan membunuh lagi.

***
Jadi, untuk tujuan apa pedangmu itu diciptakan ?
Saya sering sekali menggunakan kata ‘kebetulan’ di banyak kesempatan. Tapi jujur saja, saya tidak percaya dengan yang namanya ‘kebetulan’. Segala hal didunia ini ada dan diciptakan untuk tujuan tertentu. bahkan ribuan semut yang menggerogoti roti coklat pagi ini, per satu nya diciptakan untuk tujuan tertentu. Demikian juga dengan manusia yang mencipta. Tak ada penemuan yang sia-sia. Baik atau buruk, yang pasti setiap hal punya tujuan. Dan sakabato, entah dia fiksi atau non fiksi, ia juga punya tujuan. Ia adalah gambaran filosofis bahwa pertarungan tak harus diselesaikan dengan pembunuhan dan kematian.
Jika pedang ingin digunakan untuk membunuh, melukai, melindungi diri, mengangkuhkan diri, maka pedang itu haruslah kuat, tajam, sehingga sesuai saat dipadukan dengan tujuan pemakainya. Logikanya sih begitu. Dan memang sejak awal stigma tujuan penciptaan pedang adalah seperti itu. Untuk melindungi diri atau melukai, menyakiti.
Lalu bagaimana dengan ‘Sakabatto’ ? Untuk apa ia diciptakan??
Kenshin bilang tujuan dari pedang itu adalah untuk melindungi orang-orang yang ia sayang.
Pedang dengan mata pisau tumpul disisi yang seharusnya tajam? jangankan untuk membunuh lawan, yang ada malah penggunanya bisa mati tanpa harus diserang lawan.  Jangankan untuk melindungi orang lain, melindungi diri sendiri saja hampir tak mungkin.
Hajime Saito : “Katamu, tujuan pedangmu adalah untuk melindungi orang-orang disekelilingmu ? bisakah kau mewujudkannya ?”
Kenshin : (answer it with my favorite quote in this movie)
“When one person kills, resentment is born”
“Just let people kill themselves”
“until that ideal is severed”
That is the purpose of my sword
***

Leave a Reply